Mengenang Jejak Tokoh PRRI di Pintukuari


RIAU MERDEKA - Pada awal tahun 1958, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia
(PRRI) berdiri akibat ketidakpuasan terhadap pemerintah, Karena ketimpangan-ketimpangan sosial yang terjadi dan pengaruh komunis (terutama PKI) yang semakin menguat.

Syafruddin diangkat sebagai Perdana Menteri PRRI dan kemudian membentuk Kabinet tandingan sebagai Jawaban atas dibentuknya kabinet Ir Juanda, di Jawa. Kabinet PRRI berbasis di Sumatera Tengah. PRRI masih tetap mengakui Soekarno sebagai Presiden PRRI, karena beliau diangkat secara konstitusional.

Pada bulan Agustus 1958, perlawanan PRRI dinyatakan berakhir dan pemerintah pusat di Jakarta berhasil menguasai kembali wilayah-wilayah yang sebelumnya bergabung dengan PRRI. Keputusan Presiden RI No.449/1961 kemudian menetapkan pemberian amnesti dan abolisi bagi orang-orang yang tersangkut dengan pemberontakan, termasuk PRRI.

Sjafrudin Prawiranegara masuk ke Dusun Pintu Kuari, Desa Cipang Kiri Hulu Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) pada tahun 1960, Disaat kesenjangan antara pemerintah pusat dengan daerah terutama Sumatera disebut dengan PRRI.

Pada bulan Februari tahun 1960,  Sjafrudin Prawiranegara masuk ke Dusun Pintu Kuari melalu Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Dipekirakan, Sjafrudin tinggal di Pintu Kuari lebih kurang delapan bulan. Setelah keadaan aman, barulah kemudian beliau kembali melalui Payakumbuh, "Rilis tokoh pemuda Pintu Kuari, Fadli Hermanto,S.Ip yang dikirim melalui WhatsApp nya, Selasa, (6/2/2018).

Kala itu, Rombongan Sjafrudin Prawiranegara diperkirakan mencapai 300 orang lengkap dengan senjata. Pada saat itu, semua masyarakat setempat diperintahkan mengungsi ke hutan atau keladang. Namun bila mana ada serangan dari luar maka rombongan beliau mengungsi ke ladang dan masyarakat diperintahkan kembali ke kampung.

Beliau datang bersama keluarganya dan sempat salah seorang anaknya belajar mengaji bersama anak-anak lainnya. Sempat diketahui, Sjafrudin Prawiranegara berkomunikasi menggunakan Telegram yang dipasang dikampung tersebut. "Sampai saat ini rumah tempat kediaman Sjafrudin Prawiranegara tidak pernah mendapat perhatian dari Pemerintah, "tutur Alumni Universitas Riau ini.

Penulis    : Fadli Hermanto,S.Ip
Editor      : Palasroha Tampubolon
email       : redaksi.riaumerdeka@gmail.com

TERKAIT