37 Organisasi Resmi Bergabung di Formas

Jakarta-Sosok Hashim Djojohadikusumo rupanya menjadi magnet tersendiri bagi Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS).

Belum tiga bulan berdiri tapi sudah 37 organisasi resmi menyatakan diri bergabung dengan FORMAS. Sejak diresmikan pertama kali di awal Agustus lalu, FORMAS sudah dihuni 21 organisasi dari beragam latar belakang dan ruang lingkup aktivitas yang berbeda-beda.

Dan diperkirakan akan terus bertambah karena tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk mengawal dan mengawasi jalannya pemerintahan baru di bawah komando Prabowo – Gibran.

Hal itu tak lepas dari daya tarik ketokohan Hashim Djojohadikusumo sebagai pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina FORMAS dan Yohanes Handoyo Budhisedjati sebagai Ketua Umum FORMAS.

Tak heran kegiatan FORMAS di berbagai kesempatan akan selalu menyedot perhatian dan sorotan media.

Pada pelantikan di aula Universitas Podomoro, Jakarta Barat, Jumat (11/10/2024) Hashim Djojohadikusumo lagi-lagi hadir dan bersama Ketum FORMAS Yohanes Handoyo Budhisedjati ikut melantik 16 organisasi baru yang diwakili langsung para Ketua Umum dan pimpinan tertinggi organisasi masing-masing.

Ketua Umum FORMAS Yohanes Handoyo Budhisedjati mengatakan, organisasinya bertugas mengawal dan memonitor pemerintahan.

“Kami akan bekerjasama dengan seluruh lembaga-lembaga, baik pemerintah dan non pemerintah untuk memastikan apa yang diprogramkan oleh Pak Prabowo masuk sampai ke rakyat kita yang ada di desa-desa,”tutur Handoyo usai acara pelantikan kepada awak media.

Menariknya, acara pelantikan ini diawali dengan Dialog Kebangsaan dengan tema: ‘Peran Gen Z dalam Peningkatan Kualitas SDM Menuju Indonesia Emas’ yang diikuti sejumlah Rektor Perguruan Tinggi ternama di Indonesia, sejumlah tokoh dan pejabat, serta ratusan mahasiswa.

Rektor Universitas Podomoro Bacelius Ruru, S.H., LL.M didaulat menyampaikan sambutan selaku tuan rumah. Dilanjutkan penyampaian sambutan pembuka dialog dari Irjen. Pol. Dr. Eko Budi Sampurno, M.Si, Wakil Kepala Lemdiklat Polri.

Sementara, Hashim Djojohadikusumo yang menjadi pembicara utama pada dialog kebangsaan ini menyampaikan Generasi Z (Gen Z), yang lahir setelah 1997, memiliki potensi besar dalam menciptakan inovasi yang dapat mengubah peradaban dunia.

“Keahlian Gen Z dalam menggunakan teknologi canggih merupakan salah satu keunggulan yang dapat membawa Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045. Peran Gen Z dalam pembangunan Indonesia sangat krusial. Mereka harus terus didorong untuk berinovasi dan beradaptasi agar bisa bersaing secara global,” ujar Hashim.

Hashim juga mengungkapkan, berdasarkan data pemerintah tahun 2006 atau 18 tahun lalu terdapat 30 persen anak Indonesia mengalami stunting (kondisi ketika tinggi badan anak lebih pendek dari rata-rata anak seusianya akibat kekurangan gizi kronis).

Selain itu data tahun 2014 lalu atau 10 tahun lalu ada 38 persen anak Indonesia mengalami stunting. Itu artinya ada 30 persen anak-anak Gen Z yang masih hidup saat ini merupakan anak yang mengalami stunting.
(Hen***)

TERKAIT