Cek Ombak Danau Toba Menakar Elektabilitas di Pilkada

Oleh : Palasroha Tampubolon 

RIAUMERDEKA-Panorama Danau Toba tampak sangat indah, tenang, tidak beriak dan tidak pula bergelombang. Akan tetapi, siapa sangka setiap sore di Pantai Lumban Silintong Danau Toba Balige, ternyata ombaknya begitu besar, kala angin bertiup kencang.

Fenomena alam itu tak luput dari perhatian seluruh kontestan yang akan berkompetisi pada pesta demokrasi tahun ini. Itu sebabnya, fenomena alam dan dinamika politik setiap saat mereka cermati termasuk melakukan "Cek Ombak Danau Toba" Menakar Elektabilitas Balon Bupati  Toba di Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah).

Meskipun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak dilaksankan pada 27 November 2024, Namun sejumlah Bakal Calon (Balon) Bupati dan Wakil Bupati Toba gencar melakukan Sosialisasi dan Blusukan di 16 kecamatan, 231 desa, dan 13 kelurahan.

Itu sebabnya, Baleho dan spanduk tampak terpajang disejumlah titik ruas Jalan Lintas Sumatera, Jalan protokol dan jalan yang menghubungkan antara Desa ke Ibu Kota Kecamatan, hingga ke Balige sebagai ibu Kota Kabupaten Toba.

Apa yang dilakukan para kontestan yang akan ikut bertarung di Pilkada 2024 ini, bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dia mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan Masyarakat.

Dengan kata lain, untuk mengetahui bergaining position seberapa tinggi angka elektabilitas yang mereka peroleh menjelang perhelatan Pilkada Toba yang akan dilaksanakan pada November 2024 nanti.

Tentu saja Masyarakat Toba diharapkan lebih kritis dan cerdas dalam menentukan sikap memilih pemimpin Kabupaten Toba Periode 2024 - 2029, dengan kriteria sosok vigor pemimpin yang mampu membawa Toba lebih Maju dan Sejahtera menuju Indonesia Emas 2045.

Saat ini diketahui, Sejumlah Balon Bupati Toba gemar melakukan sosialisasi dan konsolidasi, serta melakukan blusukan diberbagai daerah untuk mendapatkan perhatian dan simpati Masyarakat.

Pemimpin Toba dimasa mendatang tidak cukup hanya mengandalkan modal populer dan tingginya angka elektabilitas. Tak pula cukup dengan pengalaman birokrasi dan karir. Sebaliknya, dibutuhkan Pemimpin Membangun Paradigma Baru, Melayani, Mengerti keinginan Masyarakat, Memiliki Integritas, Kredibel, Akuntabel dan Negosiator.

Terlebih Masyarakat Toba selama ini dikenal cukup kritis dalam menentukan pilihan pemimpin Toba yang akan datang. Itu sebabnya, Sejak Kabupaten Toba dimekarkan dari Tapanuli Utara (Taput) pada Tahun 1999 tidak pernah sejarahnya Bupati Toba menjabat dua periode.

Hampir seluruh Balon Bupati Toba menyampaikan kepada Masyarakat telah mendaftarkan dirinya kesejumlah Partai Politik, agar mendapatkan perahu, namun sampai saat ini belum ada rekomendasi resmi yang diberikan oleh Parpol kepada Balon Bupati tersebut.

Dapat dipastikan, bahwa yang memberikan rekomendasi kepada Balon Bupati adalah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Politik. Sehingga membuat Balon Bupati melakukan lobi dan membangun komunikasi politik kepada DPP Parpol.

Tak heran Istilah politik sering muncul menjelang pemilu 2024 antara lain, Politik Identitas, Black campaign, Elektabilitas, Koalisi, Oposisi, Buzzer pada Rezim ini.

Adapun Balon Bupati Toba antara lain, Poltak Sitorus, Robinson Sitorus, Suryadi Panjaitan, Theo Cosner Tambunan, Efendi Napitupulu, Sereida Tambunan, Thurman Hutapea, Ronald Panjaitan, Charles Sirait,Tonny Simanjuntak.

Sedangkan Balon Wakil Bupati Toba yang dilansir oleh Media online diantaranya, Gaga Naiborhu, Leo Sitorus, Elisabeth Dame Manalu, Audy Murphy Sitorus dan Faber Sitorus.

Politics determines who has the power, not who has the truth (Paul Krugman). Politik menentukan siapa yang berkuasa, bukan siapa yang benar.

Penulis: Ketua DPD JOIN Kabupaten Rokan Hulu (Sertifikasi Wartawan Utama BNSP)

TERKAIT